English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

this widget by www.AllBlogTools.com

Archive for April 2010

Gradasi Dedikasi Elemen Dunia Perfilman Indonesia

Wednesday, April 28, 2010 § 2




Jika negara asing punya sesuatu yang dibanggakan dari dunia perfilman baik itu dalam kategori action, drama, maupun horror; dedikasi para artis didalamnya konsisten memainkan peran dengan sangat baik sesuai genre yang diusung sang sutradara. Lain hal di Indonesia, arti genre bukanlah seperti itu, action bukanlah tembak-tembakan, drama bukan lagi percintaan, horror bukan lagi hantu seram, semuanya bersatu menjadi genre tabu yang kembali muncul ke permukaan setelah redup di akhir 70-an, yaitu "P.O.R.N.O.G.R.A.F.I".

 
Beberapa tahun lalu ketika saya masih kecil, timbul sebuah idealis untuk menjadi seorang jagoan bak power rangers maupun jiraiya, konsisten pada jalannya menjadi jagoan dengan menggunakan MEGAZORD akhirnya walupun terlihat membosankan, tapi asik, memerangi yang bathil, dan membunuh monster-mosnter yang terbukti bersalah; tapi permasalahannya sekarang, hampir semua orang di dunia perfilman adalah orang-orang yang tidak mempunyai idealisme seperti ini, ketika dulu di awal karir mereka menyembah pada genre yang diusungnya, sekarang mereka bersujud pada angka rating pemirsa.

 
Sekali lagi angka telah mempermainkan semuanya, dampak dari sebuah angka cenderung cukup besar, dari personal [terkikisnya pola pikir sutradara dari ide orisinalitas yang dibuatnya, meninggalkan penggemar setianya demi meraup pangsa pasar yang lebih banyak meskipun berpengaruh pada kualitas karya yang dia dihasilkan] sampai non-personal [penonton yang dibodohi mentah mentah oleh kualitas film yang menjijikkan].

 
Jika KBBI menyebutkan bahwa sutradara adalah "orang yg memberi pengarahan dan bertanggung jawab atas masalah artistik dan teknis dl pementasan drama, pembuatan film", maka saya berpendapat bahwa sutradara adalah "orang yang bertanggung jawab atas terjadinya langkah awal pengrusakan moral bangsa secara visual". Jika KBBI menyebutkan bahwa artis adalah "ahli seni; seniman, seniwati (spt penyanyi, pemain film, pelukis, pemain drama)", maka arti kata artis dalam kamus besar saya adalah "anjing sutradara yang bersedia melakukan apa saja demi uang dan popularitas tanpa memperhatikan jenis peran yang dilakoninya".

 
Mari kita tilik nama salah seorang sutradara, Hilman Hariwijaya namanya, pemuda yang ikut tergeser dalam pola pikir "dunia perfilman yang bersujud pada pasar". Di generasi yang lalu, Herman adalah otak dibalik serial Lupus, sinetron yang kita elu-elukan itu. Tapi coba lihat dia sekarang, Lupus yang identik dengan humor malah berbalik menjadi Cinta Fitri, sebuah maestro karya gagal yang diterima khayalak Indonesia yang tak berotak. Yup, Hilman adalah otak kotor dibalik skenario penjilat Cinta Fitri mulai dari season 1 sampai sekarang [entah sekarang sudah sampai berapa]. Padahal saya yakin di lubuk hatinya yang terdalam, jiwa Lupusnya masih ada dan ingin keluar, tapi tak bisa, pasar tak mengijinkan hal ini, jika perut sudah berbicara, otakpun sudah tidak bisa berpikir sebagaimana mestinya.

 
Itu adalah sepenggal kisah dari Hilman, sebenarnya masih banyak Hilman Hilman yang lain, yang masih hidup dan bernafas, dikala siang mereka bekerja keras mencuci otak para pemirsa dan berusaha memanipulasi angka, malamnya mereka bersujud pada Tuhan atas anugerah uang yang diterima berkat hasil kerja kerasnya, padahal Tuhan tau, keringatnya itu penuh dosa, menyebabkan generasi muda berubah sifat dari hari-ke-hari, yang dikemudian hari dirinya akan tersadar, bahwa anak anaknya ikut menjadi peran di sinetron yang dia buat di dunia nyata, tapi dia tau itu tidak akan bisa dirubah, Lupus yang jenaka tidak bisa menonjolkan ratingnya lagi, dikalahkan oleh fitri yang tertindas dan misca yang tertawa lepas.

 
Semua sinetron di Indonesia bahkan bisa dirangkai dalam satu rumus:
(JAGOAN DITINDAS + PENJAHAT TERSENYUM PUAS + BUMBU PERCINTAAN KELAS BAWAH) x TIAP HARI = RATING PEMIRSA

 
Khusus di Indonesia, KHUSUS, peran protagonis identik dengan kemiskinan, ditindas, tubuh kurus paras cantik, selalu ingin menolong tapi nggak bisa, dan semua tindakannya selalu salah. Seakan-akan para sutradara ingin menunjukkan bahwa "hidup jadi orang baik itu susah, mending jadi penjahat sekalian.", dan bimsalabim, lihat saja Indonesia, gara-gara sering lihat anjing [artis] di TV, pola pikir mereka juga sama seperti anjing, *anjing beneran.

 
Untuk bisa menjadi artis pun mudah, kalo dulu kita harus terseok-seok dari bawah, mulai start dari peran pembantu, atau sekedar cameo, sekarang pelacur pun bisa jadi artis, atau artis kebanyakan adalah pelacur. Parahnya lagi, kalo politikus berasal dari background anjing [artis], bisa bisa kita akan dicekoki pidato guk-guk, dan dipimpin oleh para penjilat [karena anjing lidahnya selalu menjulur keluar]. Uang yang ditawarkan untuk menjadi anjing juga nggak sedikit, bahkan 5 bulan kejar tayang aja udah bisa beli alphard, rumah mewah, jalan keluar negeri, bahkan nyewa bodyguard. Tapi setahu saya, dunia keanjingan tidak lagi menjanjikan, jika ada salah seorang anjing yang sedang naik daun dan berparas lebih amoi daripada anjing sebelumnya, sudah pasti akan didepak, itu rumus, itu paten, itu kenyataan.

 
Belum lagi maraknya program reality show yang makin menjamur, sekali lagi, itu SAMPAH. Melihatnya saja saya sudah muak, apalagi ditambah score-score orchestra kacangan, kadang-kadang ada yang dicomot dari scorenya film box office macam the dark knight atau saw. Tentu saja saya tau, saya seorang movie freak, dan music addict ! Sama halnya seperti acara gosip, sama sampahnya. Gempuran film horror yang nggak lagi menjual hantu, tapi jual susu juga makin marak saja terjadi, nggak ada bedanya sama nonton bokep sekalian. Adegan syur yang sudah tidak dianggap tabu menurut saya berasal dari pelopor ciuman Ada Apa Dengan Cinta di tahun 2000, makin marak di Buruan Cium Gue, terus nyambung ke film-film horror sekarang  yang judulnya nggak jauh beda sama wisma-wisma di lokalisasi, berazaskan adegan ranjang sebagai bumbu bumbu penyedap rasa untuk mengusir rasa bosan dari kelamnya hantu. Tentu saja yang nonton para lelaki brengsek Indonesia, dicoba ke pacarnya, dan akhirnya si cewek juga seneng ikutan liat film ginian, itung-itung belajar “gaya baru” katanya. Kalo saya sih konsisten di jalur bokep buat liat gituan, nggak nanggung-nanggung, anjingnya juga nggak separo jalang, tapi benar-benar bitch sekalian. Menurut saya, itu lebih baik daripada denger bunyi istighfar karena diinjak injak atau berdoa khusyuk disaat putus cinta, sudah masuk SARA.

 
Sekarang, televisi cuma bisa menghibur saya dari tayangan berita, sunday morning cartoon, dan wawancara intelek saja. Untung sujud syukur alhamdulillah, dunia jurnalistik belum terpengaruh stigma macam ini, karena jika bagian itu disentuh, pasti Indonesia akan semakin rusak. Semoga kedepannya para sutradara tau apa yang mereka lakukan, orang-orang seperti saya rindu RCTI, SCTV, TRANS, dan channel lainnya seperti dulu, ketika belum dipengaruhi pangsa pasar, yang berdiri gagah sesuai dengan tema yang dianut, seperti METRO TV yang berorientasi pada jurnalisme, TRANS TV yang mendedikasikan diri untuk action.

Semarak PIMITS 13

Tuesday, April 27, 2010 § 6

Pameran tentang teknologi, promosi institusi, sebar ideologi jurusan, ajang mencari tambatan hati, dan kesempatan ngejek jurusan yang lain, cuma ada disini.
Photograph by Addo Renardo
Pekan Ilmiah Mahasiswa ITS, yup, PIMITS sudah memasuki usianya yang ke-13 kawan, sudah tua bukan? Tapi semangat semua elemen didalamnya masih berkoar bak bung tomo yang rela teriak teriak meneriakkan nama Indonesia, tapi disini sih yang diteriaki bukan negara nista ini, tapi jurusan yang dianut masing masing anak didalamnya. Tahun ini awal yang baru bagi PIMITS yang dimulai dari tanggal 25-29 April diadakan tidak di tempat yang seperti biasanya, GRAHA ITS, yah, saya rindu tempat itu untuk dijadikan kegiatan kemahasiswaan ITS, tempat yang strategis, aula yang luas, lahan parkir yang bersih, dan yang paling penting, dekat sama jurusan saya. PIMITS tahun ini [mulai tahun ini maksudnya] diadakan di Gedung Robot, yang tempatnya di pucukan ITS, kawasan terpencil dari riuhnya celotehan pisuhan SKK, dekat dengan jalan raya, tapi ga bisa dipandang mata dari jalan utama. Aih, mengecewakan..

PIMITS merupakan sebuah proker besar tahunan BEM ITS departemen ristek, point plus buat para panitia inti yang terlibat didalamnya, meskipun capek, kuliah terbengkalai sedikit, tapi pujian yang berdatangan pasti bikin happy ditambah pahala yang besar [buat orang lain seneng]. Kalo LUSTRUM dari universitas tetangga ITS diadakan 5 tahun sekali di tempat yang teramat sangat mewah, konsep acara yang nggak jelas blas, penjaga stan yang cuma bisa lolak lolok waktu dikasih pertanyaan; pol-polan juga bilang "waduh, maaf mas. saya cuma disuruh jaga stan, yang mbuat ini sih kakak kelas. hehe", itu saya jamin nggak akan dijumpai di PIMITS. Malu dong kalo nggak bisa njawab pertanyaan, kan ini ajang show off men, kalo ngga bisa njawab, apa kata dunia?
Ini pemandangan diluar gedung robot, lihat saja tanahnya, seperti masuk ke kawasan perkampungan rawan banjir di daerah jakarta, sungguh mimpi buruk, terlebih jika hujan, pasti kamu akan bermain loncat-loncatan, ato sepatumu akan menginjak air keramat berwarna coklat yang penuh dengan lumpur nakal. Dari luar gedungnya megah bung, kebanggaan ITS, baru soalnya, tapi sialnya GRAHA ITS yang sudah jadi trademark dihilangkan fungsinya, alih-alih ada kegiatan yang ingin ditampilkan digraha, semua malah dialihkan disini, gedung robot. Menurut saya PIMITS tahun ini dipaksakan berada disini, toh lahan parkir belum jadi, penuh tanah lembek, tapi ditarik duit 1000, mengerikan, mana si panitia penjaga parkir di pintu keluar seperti draco di clash of the titans yang cemberut terus, belum pas narik duit, semakin membuat perut ini mual liat mukanya.

Disambut dengan resepsionis buku tamu di pintu masuk yang selalu siap sedia, hasil karya Tuhan beranggotakan 1 cewek dan 1cowok, ah ceweknya cantik, itu pasti cewek paling cantik yang pernah hidup di ITS, batin saya dan teman-teman.
Berjalan dari pintu masuk sedikit, saya sudah disambut stan temen-temen Metallurgi yang menampilkan karyanya, maju sedikit dari sana, ah ada pameran hasil karya PKM [Program Kreatifitas Mahasiswa] anak anak ITS yang berhasil masuk seleksi, dan alhamdulillah kesemuanya nanti akan diikutkan di PIMNAS, wow! Oh iya, ini nih list dari beberapa acara kegiatan di PIMITS 13. 
  • Robot In Action
  • LKTI
  • Open House
  • Pemeran Kontes Photography PIMITS
  • PIMITS Market
  • PKM
  • IT Contest
  • English Debate
    Deretan Pameran PKM
    Contoh PKM Peserta dari Statistika
    PIMITS 13 ini bertemakan "meningkatkan kreatifitas keilmiahan untuk memajukan teknologi yang mengakar pada kebudayaan bangsa", jadi jangan heran kalo kamu kamu masuk sini, ada campuran antara batik dengan robot gedek. Semakin masuk kedalam, maka saya makin merasakan aura persaingan dan perpisuhan yang begitu maraknya beradu, saya coba nguping kiri kanan, pertanyaan pertanyaan mulai dari yang tolol sampai bermutu makin nyaring masuk telinga. Kode kode berpakaian di ITS juga sangat amat terasa disini, culture despro yang berkaos dan celana jeans sobek, kemeja berkerah garis dimasukkan ditambah sepatu van toefl dari teknik informatika, pakaian seadanya standar bau badan kecut ala anak FTI, ah pokoknya semua ada, kami seperti negara, semua kultur ada di ITS, bercampur di PIMITS. Makin kedalam makin kedalam, dan akhirnya saya lupa tujuan awalnya, ah dimana stand jurusan saya berada, malah jadi meracau nggak jelas kayak gini. Oh itu dia !
    Alhamdulillah dari jurusan saya kawan, hampir tiap orang yang nanya pasti digilir sampai puas sama mbak-mbak nan aduhai yang setia njaga disana. Mereka seperti robot, nggak capek? Nggak kata mereka. Ah memang semangat 45, tak salah bukan kalo saya jadi senior mereka, yang ngajari duluan teknik tawuran kayak gini. Alangkah hebatnya saya..
    Ini Adalah Korban Pelayanan Gilir Sampai Puas dari Jurusan Kami
    Siapa-siapa yang Menggilir
    Tiap acara bergengsi, berkualitas, dan gede pasti punya suguhan andalan, nah suguhan spesial guest nya tak lain tak bukan adalah tetua dari ITS sendiri, mantan bapak rektor Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Nuh, DEA yang sekarang saking hebatnya doski sudah jadi Menteri Pendidikan Nasional RI. Ah, dulu pasti karena doski rajin belajar. Coba kalau saya, menteri, kursi presidenpun mungkin bisa saya duduki, amin. Tapi kalau dipikir-pikir, ah, sombong benar saya! Padahal belajar aja cuma dikala senggang.
    Sambil berdoa mendengarkan ratapan masnya yang lagi digilir mbak mbak diatas, saya jalan jalan saja ke bagian tengah, ada panggung, gede, cukup mungkin dibuat main balapan kuda kudaan, tapi sayang, disana dibuat lomba. Lomba apa itu? Ah, itu adalah lomba yang selalu ada di PIMITS kawan, robosoccer dan line tracing analog.
    Robosoccer
    Line Tracing Analog
    Selain dimeriahkan oleh elemen-elemen di ITS sendiri, ada juga penyusup gabungan dari SMA, mereka berkontribusi dengan mengikuti lomba lomba yang dibuat panitia, contohnya line tracing analog tadi itu. Saking ramenya mereka, semua juga tau kalo kurva jumlah orang berbanding lurus linear sama jumlah sampah yang ada, yah karena jalur PIMITS di gedung robot meliuk liuk, jadi tempat sampah yang disediakan pun cuma ada di pinggir pinggir, ya namanya juga anak kecil, mana mau jalan dikit buat buang sampah, tinggal lempar, beres. ckckck.. Terlepas dari itu, pikir saya entah mengapa muka muka para muda mudi SMA itu sangatlah kecut, dan ah buruknya lagi yang datang kebanyakan adam adam junior, dimana hawa hawa kalian dek? Kamu kunci rapat rapat di sekolah agar terhindar dari lirikan kakak kakakmu yang berkharisma ini? Ah, kami nggak sekejam itu dik, mungkin. batinku..
    Entah mengapa, mungkin lombanya menguras otak dan tenaga adik adikku sayang ini, bahkan ada yang sampai tidur manis, nungging pula, aih lucunya, mungkin dia lagi mimpi basah. Pengen rasanya saya siram pake minuman di depannya! Ada juga yang sibuk nyiapin line tracer nya buat lomba ntar, serius banget beudz, kan kamu juga ngga tau itu mainan apa! percaya deh sama masmu ini.. pikirku.
    Mimpi Basah Sambil Nungging
    Ada juga pameran fotografi dari peserta-peserta kompetisi foto, meskipun karya karya mereka ngga sehorny darwis triadi, setidaknya kan mereka sudah mulai merasakan benih benih cinta diafragma kamera. Meskipun ITS identik dengan tekniknya, jiwa seni juga ada lo didalam tiap elemen-elemennya, meskipun seninya kadang-kadang ngawur.. Seperti saya. 
    Ini beberapa hasil jepretan amatiran suasana PIMITS 13 dari orang ganteng macam saya yang suka moto, ga suka difoto, yang mau moto saya, harus bawa SLR. Idealis muka muka ganteng bak Kimi Raikonnen bisa jerawatan kalo ditangkap pake lensa kamera pocket biasa.
    Nggak Kalah Rame dengan Pameran Baju Bekas
    Kalo Gini Caranya, Bisa Kalah Nanti Event Kompuexpo
    Sebelum keluarpun nanti kalian akan dicekoki sama mahasiswa pencari uang dari KOPMA ITS, CICAK [Coretane Arek ITS CAK] juga ada, yah untuk yang pengen ngeceng pas masuk ke UNAIR beli aja disini, toh juga desainnya banyak yang asik, banyak juga yang unik, yang diluar akal sehat juga ada, kayak stiker yang tulisannya "aku pernah nitip absen di ITS". gak penting! tapi asik…
    Oke itulah review tentang PIMITS 13, keren kan eventnya, tapi point yang terpenting dari semua tentang PIMITS diatas, kita nggak bakalan denger musik Kangen Band atau Armada deh disini. Dijamin aman sehat nan sentausa buat handai taulan sekalian. Semoga racauan saya diatas nggak membuat anda anda jadi draco seperti mas mas penjaga parkir diatas, kalo nggak, saya bisa muntah. Dan kalo saya muntah, itu berarti saya menilai anda nggak gaol.. Sampai berjumpa kembali di PIMITS 14, bawalah adik adik perempuanmu ke sini teman. Ntar pasti kita gilir spesial pake telor, diceplok dengan senyuman girang.

    Sampoerna Flava – Teknologi Baru Dalam Rokok

    Sunday, April 25, 2010 § 9

    "Bro, kesetiaanku sama djarum black cuma dibawah satu tingkat kesetiaanku sama gadisku"

     
    Tapi aku mengkhianatimu black, aku berpaling darimu semalam, ketika wanita itu mendatangiku, ketika dia menawariku sebuah kotak box berisi rokok dan lighter nya sekaligus, dan memberiku kuliah singkat perbedaan mint dan menthol. Tapi jangan khawatir black, aku akan kembali padamu, setelah isi kotak ini habis.


    "Sampoerna FLAVA", rokok terobosan baru dari sampoerna. bagi para pecinta mint dan pecinta smooth, saya rasa ini bisa menjadi pilihan yang tepat, baik dari segi rasa, maupun prestis. Memang saya tidak biasa merokok menthol kecuali dengan keadaan amat amat sangat terpaksa, karena rokok menthol identik dengan sebutan rokok banci. Atau malah kebalikannya, semua banci rokoknya pasti menthol. Ah, saya tidak mau tau dengan keadaan itu, karena di FLAVA, bukan menthol, tapi MINT ! Jadi bisa dibilang saya bukan banci kawan. hahaha…

     
    Mint : Berasal dari ekstrak daun mint (Mentha Cordifolia) mempunyai aroma wangi dan cita rasa dingin menyegarkan. Aroma wangi dan semriwing daun mint disebabkan kandungan minyak asiri berupa minyak menthol. Daun ini mengandung vitamin C, provitamin A, fosfor, besi, kalsium dan potasium.

    Menthol : ekstrak dari daun mint yang mengalami proses sintesis lebih lanjut secara kimia.

     
    Nah, sudah tau kan bedanya mint sama menthol, jadi bisa dibilang mint lebih murni daripada menthol, rasanya pun beda, lebih semriwing gitu deh.


    "EXPERIENCE THE WORLD OF 2 FLAVORS. THE FIRST MILD CIGARETTE WITH A MINT BOOST". Tagline dari FLAVA ini memang sepenuhnya benar, rokok mild pertama dengan tambahan mint didalamnya, sebuah inovasi yang bagus dari sampoerna yang konsisten di segmen LTLN [Low Tar-Low Nicotine], terobosan baru di peperangan industri rokok yang makin panas dalam memperebutkan konsumen.
     
    Berawal dari coffee corner, para SPG sampoerna masuk dengan menawari saya sebuah kotakan FLAVA. Selebihnya penjelasannya yang menjemukan berbalik menjadi menggairahkan, ketika dia bicara, "kalo masnya mau rasanya dari smooth jadi mint, tekan aja di filternya sampai kedengaran bunyi click". Yah, kalimat itu ngga bisa saya tolak dong! Beli deh akhirnya. Paket kotak FLAVA dibalut dengan kotak yang cantik, dibanderoll seharga rp 15.000 untuk satu bungkus rokok dan 1 buah lighter.


    Bungkus rokoknya dibalut warna emas, bertuliskan sampoerna diatas, dengan logo A seperti biasanya di tengah dan FLAVA dibawa tercetak timbul dan diwarnai gradasi merah metalic, menunjukkan kesan parlente. Dibelakang logo A juga ada samar samar motif tribal yang melambangkan kebebasan, menurut saya mungkin disini maksudnya sampoerna ingin menunjukkan kebebasan untuk para pelanggannya dalam memilih smooth, atau mint. Paling bawah sendiri juga terdapat tulisan click mint dengan logo biru bulat ditengahnya bertanda ">" yang artinya, kalo diclick, jadi mint. Nanti akan saya bahas di bagian anatomi batangnya. Lighternya juga berbentuk sama, dari warna, sampai logo. Sayang, ini bukan lighter refill, agaknya sampoerna tidak mau rugi dalam mempromosikan FLAVA.

    bungkus

    lighter

     
    Masuk ke bagian batangnya, sepintas tidak ada yang berbeda dari wujud batang sampoerna A-Mild dan FLAVA, cuma kalau di FLAVA logo A dishading coklat, dan dibagian tengah filter, terdapat logo ">" yang kalau dipencet, maka rasanya berubah dari smooth jadi mint.


    click di logo ">", lalu bimsalabim, berubah jadi mint.

     
    Rasa penasaran saya bertambah setelah menghisap 2 batang, darimana bunyi click itu, dan seperti apa bentuknya, pertama sih saya mereka-reka ini pasti berbentuk bola, soalnya pas ditekan di bagian filternya terasa banget kalau ada benda bentuknya bola yang berisi liquid mint. dan, hola, ternyata saya benar. Ini nih gambarnya.



    Hisapan FLAVA dengan rasa smooth boleh juga rasanya, lebih smooth lagi soalnya dari A-Mild [soalnya saya nggak suka ini]. Tapi begitu dipencet, click, ah semuanya rasa smooth tadi hilang seketika berubah menjadi mint, isiiiiiiss..., dingin dingin empuk. Tapi sayangnya, isi sebungkus FLAVA cuma 12 kawan, ah menyedihkan bukan. Nggak salah kalo aku bilang ini rokoknya kaum berduit yang mengutamakan prestige, bukan rokoknya mahasiswa kos-kosan. Kalo LA MENTHOL lebih condong ke rasa kimia, kalo MARLBORO BLACK MENTHOL lebih ke arah listerine [puedes cuk], kalo BLACK MENTHOL lebih ke arah odol kamar mandi, FLAVA bisa berdiri sendiri dengan rasa mint-nya yang khas.


    Sudah penasaran kan kalian, para banci pecinta menthol nyobain rokok ini, tapi buat lelaki, jangan khawatir, ini kan mint, bukan menthol !

     
    Ingat, merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin. Tapi jadilah aktif daripada pasif, jadi tentukan sendiri mana yang enak buat paru-parumu.