English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

this widget by www.AllBlogTools.com

Archive for 2010

PROJECT ALICE and CAPRI

Friday, October 1, 2010 § 0

Bercerita ketika Alice [RESIDENT EVIL : AFTERLIFE] berhasil membantai zombie-zombie yang menghalanginya mengambil sekotak rokok CAPRI superslims dihadapannya, dan dia-pun merokok dengan bangga sambil menggumam "nantang-nantang lo ama gue" ?
Dibuat dengan kertas gambar LYRA, pensil faber castell 4H, 2B, 4B, dan 8B. editing dengan photoshop dan detailing dengan penambahan filter halftone paper. klik untuk memperbesar. Enjoy this Alice !

RESIDENT EVIL : AFTERLIFE, GODDAMN SEQUEL !

§ 0

"Saya tidak berharap lebih dari sequel ! Tapi tolong perlihatkan film yang bagus buat ditonton!!"
Mengumpatlah sepuasmu kawan, sekuel ke empat adaptasi game zombie terbaik sepanjang masa ini nggak lebih dari tontonan kelas bawah macam DRAGON BALL, HITMAN, TEKKEN atau yang paling gress tapi paling ancur THE KING OF FIGHTERS. 

"Juancuk, nunggu 3 tahun ngene tok tiba'e !!" - Addo Renardo- 

Jujur, saya adalah penggemar game Resident Evil semua serinya, mulai dari Nemesis, Gun Survivor, sampai Resident Evil 4. Meskipun yang pernah tamat cuma 1 seri [Gun Survivor], tapi rasa bahagia itu masih ada pas AFTERLIFE mau diluncurkan 3 tahun setelah EXTINCTION. Walaupun puncak kebahagiaan itu ada di APOCALYPSE [soalnya ada cintaku Jill Valentine], tapi saya masih setia menunggu sampai AFTERLIFE tiba. 

Siapa dalang kejelekan AFTERLIFE? Tentu saja orang yang pertama kali patut disalahkan itu ya Paul W.S. Anderson, sutradara ngawur yang nggak ngerti kesinambungan jalan cerita dari EXTINCTION. Ketika kita berharap harap cemas dari EXTINCTION dimana Claire pergi ke Alaska yang katanya bebas dari zombie bisa selamat, eh nggak taunya disana dibohongin lagi sama UMBRELLA. Manapula si cantik jelita Claire kena infeksi zombie dari "mesin" [bayangin, mesin cok ! bukan infeksi] mirip laba-laba yang nempel di dadanya. Itupun bisa gampang dicabut sama Alice, tidak berhenti sampai disitu, Claire sekarang hilang ingatan. Coook ! opo-opoan iki..

Lupakan sosok Alice yang tampak begitu seksi di EXTINCTION, di AFTERLIFE dia potong rambut, rambutnya di cat hitam keseluruhan. Ah, dia lebih nampak seperti tante-tante parlente daripada pembasmi zombie. Terus teman-temannya di EXTINCTION, ternyata cuma hadir 15 menit di AFTERLIFE. Terus mati semua, sisa 1 Alice yang asli.

Tokoh favorit saya yang ditunggu-tunggu, bosnya Umbrella, Albert Wesker, juga nggak ada greget main disini. Gayanya yang sok cool seperti dibuat-buat, manapula dia pengecut. Kabur sana-sini, sampai terakhir akhirnya mati konyol. Padahal di game Wesker begitu cool, kuat sekali, sampai bisa berubah jadi zombie yang galaknya lebih daripada Nemesis. Tapi disini, ah harapan itu semuanya sirna, bayangkan saja Neo "The Matrix" yang dicat rambut pirang, dengan gaya sok cool, itulah Albert Wesker di AFTERLIFE. Oh ya, ada scene di AFTERLIFE Alice [asli] sempat disuntik penetral T-Virus oleh Wesker, jadi kekuatannya hilang. Tapi nggak ada pengaruh sama sekali, Alice tetap saja hebat. Bahkan lebih. Sepertinya Wesker salah obat, mungkin yang disuntikkan itu M-150 atau REDOXON.

Alaska harapan kita semua ternyata cuma mimpi, malah ganti ke sebuah kapal namanya ARCADIA. Itupun punyanya UMBRELLA, Wesker pula dalangnya. Cok apa nggak ada tempat steril dibumi ini yang bisa dibuat rokokan dengan santai sambil menghirup afternoon tea tanpa raungan para zombie?

Kehadiran Chris Redfield [Wentworth Miller] juga nggak cukup membantu. Bintang serial Prison Break ini juga MIRIP ASLI banget sama di Prison Break. Plotnya dia dipenjara, dan mencoba keluar dari penjara. Iki asline RE atau Prison Break sih? Tapi diantara semua itu, yang paling annoying menurut saya cuma comment-comment orang-orang tolol diluar sana yang terang-terang bilang AFTERLIFE itu "bagus". Saya yakin mereka menderita miopi tingkat tinggi, menyedihkan sekali bukan..? 

p.s : bahkan ada yang bilang Albert Wesker di AFTERLIFE cool banget! Saya ingin muntah mendengarnya.

NEW KID ON THE BLOCK

Tuesday, May 18, 2010 § 1

Mengenang masa SMA dulu, pasti kita semua pasti punya teman yang cenderung asik, gokil, slenge'an, sampai ada juga yang hampir gila. Tak pelak, semua orang pasti punya bahan ejekan di sekolahnya dulu, tak terkecuali saya. Siapa dia? 


M. Asad Trisandi (As'ad), begitulah makhluk ini biasa dipanggil. Jika anda mencoba mengartikan namanya menurut ajaran islam, asad berarti "manusia yang sifatnya seperti harimau, alias gagah berani". Tapi buang jauh jauh pikiran itu, ini bukan seperti yang anda pikirkan. Turutilah arti namanya menurut definisi saya yang "as berati ass = bokong, dan ad berarti add = tambahan", gabungkanlah, dan temukan arti yang sesungguhnya. Lelaki yang saat ini mengenyam pendidikan di Universitas Airlangga ini lebih dikenal teman2nya [termasuk saya] dengan sebutan sat, entah apa artinya tapi jika diperlengkap bisa juga anda panggil dia "bangsat", dan dia pasti menoleh.

Mengingat janji saya bulan April kemarin yang akan menyediakan special report bulan Mei yang berjudul "DOLLY, The Biggest ASEAN Paradise" memang cukup berat untuk dilaksanakan, jadi saya butuh seorang asisten atau kontributor tentunya, dan Asad, adalah nama pertama yang terpikir di otak saya. Sebenarnya masih banyak kontributor lain yang bisa menemani saya melakukan riset kecil [terutama pengambilan gambar] di kawasan simo tersebut, tapi Asad yang notabene masih belum terlalu berkompeten ini tetap saya lirik sebagai kontributor primer. Apa sebabnya? Tentu saja alasannya ini tidak bisa saya tolak, "saya butuh arahanmu untuk masuk ke dunia hitam". Jadi bisa dibilang jika yang lain saya seleksi dulu lewat wawancara panjang, Asad bisa membungkam saya dengan satu kalimat. Saya sampai memberikan julukan "new kid on the block" padanya, tentu saja itu tak lepas dari faktor wajahnya yang hidungnya mengambil bagian paling besar diantara yang lain. haha

Walaupun begitu, sebenarnya asad adalah mahasiswa ekonomi manajemen yang cukup berhasil, kemarin minggu dia dan timnya lolos untuk ikut dalam Sales Competitionnya Panasonic dan mendapat 4 juta rupiah untuk menyiapkan segala keperluan lombanya, cukup hebat. Lelaki yang saat ini sedang sedih karena ditinggal Dian Sastro kawin ini juga menyukai travelling, dia sampai menciptakan sebuah quote "sempu merubah segalanya", katanya. Tapi seindah apapun Dian Sastro yang dianutnya itu tetap tak bisa membuat Asad bergeming sebelum dia melihat Nia [bukan nama sebenarnya], gadis yang saat ini cenderung meninggalkan lelaki perfeksionis ini. Pandangannya dalam segi politik juga sedikit absurd, dia bersabda bahwa presiden yang berhak memimpin Indonesia adalah "Iwan Fals". Entah mengapa, dia sangat benci kesumat dengan dunia politik Indonesia. Sampai pada akhirnya dia menuliskan politics victim dalam sebuah karyanya.


Aktivis abstain dalam pemilu ini juga mulai menekuni dunia gambar. Lihat saja gambar Nia yang dia sketsa, cukup menggoda. Walaupun begitu jika anda tertarik dengan asad, dia juga tidak menutup hati. Segera kontak dia di facebook maupun twitter. Dia akan menyeleksi anda dari scent tubuh anda, sungguh kemampuan langka yang jarang dimiliki lelaki seusianya.


Dari semua kekurangannya, satu-satunya kelebihan asad yang cukup menonjol adalah fotografi. Jadi saya membutuhkan dia untuk mengambil gambar di dolly dengan skill tersebut. Apakah asad bisa menyelesaikan tugas barunya ini, kita tunggu saja sabtu besok ! Selamat memotret asad, jangan bersenggama dengan layar kameramu.

A Fabulous Concert Called “TEMBANG PUITIK”

Thursday, May 13, 2010 § 2

Saya tidak begitu mengerti tentang musik, saya nggak bisa main alat instrumen satu pun, kecuali recorder yang masih tersendat-sendat, bahkan saya nggak bisa baca not balok. Tapi saya tau apa itu sastra, interpretasi kata nan indah yang tergabung dalam balutan metafora imajiner. Tapi apa jadinya jika dua elemen itu digabung?
 


TEMBANG PUITIK, seperti namanya, tembang yang berarti musik, dan puitik yang berarti kesastraan. Harmoni gabungan nada indah dan lirik yang menyayat hati dapat saya lihat disini, sebuah konser musik yang setahu saya pertama kali diadakan di Surabaya, jauh dari hiruk pikuk pensi SMA yang sarat akan hura-hura, disini kita malah akan duduk manis dan dicekoki puisi tentang kehidupan, cinta, dari awal sampai akhir. Konser yang dipromotori Amadeus Performing Arts dan Brilliante Enterprise ini mempersembahkan Ananda Sukarlan, pianis Indonesia yang menetap di Spanyol yang sudah mendapat lirikan dimata dunia [If you want the world to know who you are, you should travelling around it]. Konser Musik Sastra ini memang bukan pertama kalinya di Indonesia, tapi TEMBANG PUITIK dapat menjadi tonggak baru dalam seluruh resital yang pernah diadakan di Indonesia, Ananda Sukarlan langsung berperan sebagai "composer-in-residence" di konser tersebut, komposer yang langsung andil dalam memberikan latar belakang karyanya dan diskusi pada pemain, dan pada akhirnya akan tercipta interpretasi harmoni dari komponis dan interpretator.

 
Ananda Sukarlan (Andy) [lahir di Jakarta 10 Juni 1968] adalah seorang berkebangsaan Indonesia yang menetap di Spanyol, mendapat lirikan di mata Internasional juga mendapat julukan "A Brilliant Young Indonesian Pianist". Andy juga berperan dalam pengajaran musik bagi anak-anak cacat di Spanyol, baik bermain piano dengan 2 jari, bahkan dengan satu tangan. Selain itu Andy juga pernah diundang Ratu Sofia dari Spanyol untuk konser dalam acara Queen Sofia Prize di Madrid pada Oktober 2000. Di tahun yang sama pria yang juga mendedikasikan karyanya agar bisa diakses oleh segala usia, baik anak-anak inipun pernah menggelar konser resital piano di Istana Merdeka pada Agustus saat KH. Abdurrahman Wahid masih menjabat sebagai presiden R.I. Andy ternyata juga seorang blogger, alhamdulillah dia diberi jalan oleh Allah untuk membuka account di blogspot yang diberkati ini. Blognya bisa diliat di andystarblogger.blogspot.com

Acara ini dihelat di auditorium Cak Durasim tanggal 2 Mei kemarin, pesan tiket via sms ke mbak Mariska Setiawan paginya. Di tiket tertera mulai pada pukul 17.00, dan saya datang as usual 30 minutes earlier like businnessman from the western country, berasaskan professional, pukul 16.30. Celakanya, 17.00 sudah tertunjuk jarum erat di jam tangan saya, dan tidak ada panitia yang mengonfirmasi pada penonton yang saat itu masih sedikit jumlahnya. Sampai akhirnya 5 menit kemudian, ada konfirmasi, bahwa acara DITUNDA, dengan alasan "PEMAIN MASIH BELUM ADA DITEMPAT, TERKENDALA MACET DI JALAN". Apa-apaan ini pikirku, yang konser siapa kok malah belum dateng. Tapi karena saya baik hati, saya maafkan. Sungguh murah hati saya ini ternyata. Setelah beberapa saat adu tegang dengan rasa yang pengen keluar dari auditorium untuk menghirup asap rokok, akhirnya konser ini dimulai 30 menit dari yang seharusnya. 


 
bronze view

Sebelum kisah itu terjadi, mari kita tengok 1 jam sebelumnya ketika saya baru saja menginjakkan kaki di ticket box. Untunglah nama saya tercantum sebagai pembooking dadakan. Sungguh girang saya pada saat itu. Akhirnya saya bisa lihat TEMBANG PUITIK, konser yang bertajuk campuran antara seni, sastra, kebudayaan Indonesia, tarian, dan tentu saja musik. Invitation mengharapkan semua penonton menggunakan baju batik, dan saya menggunakannya, walaupun dengan celana jeans dan sepatu sandal, dan tentu saja rambut asal2an ala mahasiswa ITS. Tapi ada yang cukup mengherankan, percaya atau tidak, 80% penonton yang hadir berasal dari etnis tionghoa, entah mereka suka konser sastra classic ginian, atau cuma sekedar lihat anaknya resital. Saya tidak tahu. Wajah imut asli Indonesia [walaupun hybrid Borneo] seperti saya ini agak jarang tampak disana.
 

ticket box
 

Saya beli Bronze IDR 50 ribu, padahal di invitation ada kategori sama, Bronze, IDR 35 ribu, tapi ada keterangan student. Pikirku ini student harus dari Surabaya Music Center yang jadi sponsor, nggak ada embel-embel institusi atau lembaga pengajaran lain soalnya, lagian saya nggak bawa KTM, ya saya tetap bersikukuh beli bronze 50ribu. Toh juga di invitation Bronze 50, ada embel-embel balkon, di 35, ga ada. Tapi ternyata semua sama, baik itu 35 dan 50, cuma beda harga. apa daya, ada oleh-olehnya juga buku sekilas resensi tentang TEMBANG PUITIK. Padahal gadisku juga beli bronze, 35 tanpa menunjukkan kartu pelajar. Bisa dibilang 15 itu amal, anggap saja kemurahan hati saya. 

buku resensi
 

Kembali ke 1 jam setelahnya, saya duduk di agak belakang sendiri, dengan maksud mencari orang yang depan saya agak pendek biar saya keliatan performancenya. Bronze ga masalah, toh juga nanti ada gadisku yang ikutan nonton, barangkali kita bertemu, duduk bersebelahan, mendengarkan dentingan nada piano yang dia faham, dan dayunya sastra yang saya kuasai. Konser dimulai, lampu dimatikan, dan gadisku tak kunjung datang, dibuka oleh MC [ini uayu, serius mirip sama alexandra gottardo]. Peraturan selama konser dibacakan, dan mbak alexandra melarang untuk mengambil gambar selama acara berlangsung, dia berkilah semua dokumentasi sudah disiapkan oleh panitia. Karena saya cuma bawa pocket kamera saat itu, jadi bisa saya maafkan. Sesi ini dibuka oleh resital piano anak-anak dari salah satu lembaga pengajaran musik di Surabaya, cukup bagus sebagai preambule, walaupun gadisku tak kunjung datang.

mbak alexandra
 
Selang waktu 30 menit, piano piano dan piano, tanpa vokal, dan saya yang nggak bisa baca partitur ini cuma bisa diam, mau meresapi ya nggak bisa, memaknaipun saya nggak tau, bisanya cuma mendengarkan. Akhirnya ada sosok yang sepertinya saya kenal, siluet khas darinya, gadisku datang. Dan dia tidak melihatku, menggelikan, padahal dia duduk di samping belakangku. Sebelahku yang kuharapkan diisi dia, malah diisi lelaki endut, jauh dari ekspektasiku akan badannya yang seksi. Sepanjang konser kami memang nggak duduk bersebelahan, tapi tak apalah, masih ada lain waktu. Detailnya kalian nggak usah tau, rahasia kami berdua.

Satu jam berlalu, dan tiba saatnya break. 10 menit. Nggak pakai mikir panjang, saya keluar menikmati udara kebebasan, mengambil rokok, dan menyalakannya. Merokok bersebelahan sama tante-tante tionghoa parlente, untung saya nggak dibooking. haha. Setelah itu masuklah sesi 2, sesi favorit saya. Tadi cuma piano, sekarang sudah ditambahi sama puisi-puisi, akhirnya its time for sastra! Dari beberapa prosa yang dibawakan, saya menaruh perhatian pada puisi modern Indonesia yang pesona pantunnya tampak pada irama dan persamaan bunyi. Larik sampiran yang pada sajak-sajak lama mendedahkan suasana alam, diganti dengan kalimat-kalimat penyair modern yang lebih berusaha mencurahkan suasana hati atau hal-hal kejiwaaan. Sajak Untuk Bungbung ciptaan Goenawan Mohamad [sang kreator TEMPO yang juga wartawan], yang dibawakan oleh Yosafat Rannu Leppong, berikut liriknya :

Tiap tengah malam bulan mendarat 
pada atap yang mimpi  
Tentang seorang pilot, tanpa pesawat  
diatas sawah dan pagi hari 
Cemas itu, nak, memang telah jadi umum
dan akan sampai pula kemari
Nah rapikan rambutmu sebelum kucium 
dengan tangkai daun yang lama mati  

dan alhamdulillah sekali, ada salah satu puisi menyentuh dari sastrawan Djoko Damono yang diciptakan di tahun 1989, dikutip dari kumpulan Sajak Bulan Juni, yaitu Dalam Doaku yang juga dinyanyikan disana, seperti berikut :  

Dalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang
semalaman tak memejamkan mata, yang meluas bening
siap menerima cahaya pertama, yang melengkung hening
karena akan menerima suara-suara 
Ketika matahari mengambang tenang di atas kepala,
dalam doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang
hijau senantiasa, yang tak henti-hentinya
mengajukan pertanyaan muskil kepada angin
yang mendesau entah dari mana 
Dalam doaku sore ini kau menjelma seekor burung
gereja yang mengibas-ibaskan bulunya dalam gerimis,
yang hinggap di ranting dan menggugurkan bulu-bulu
bunga jambu, yang tiba-tiba gelisah dan
terbang lalu hinggap di dahan mangga itu 
Maghrib ini dalam doaku kau menjelma angin yang
turun sangat perlahan dari nun di sana, bersijingkat
di jalan dan menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya
di rambut, dahi, dan bulu-bulu mataku
Dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku,
yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit
yang entah batasnya, yang setia mengusut rahasia demi rahasia,
yang tak putus-putusnya bernyanyi
bagi kehidupanku

Aku mencintaimu. 
Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu
  
Saya anggap itu puisi itu encore dari TEMBANG PUITIK, so romantic… Selebihnya cuma karya biasa. Akhirnya penampilan terakhir tiba, Ananda Sukarlan pun naik ke panggung. Sedikit pidato penyambutan darinya, ini langsung saya skip, dan dia main beberapa karyanya, Rapsodia Nusantara no.3 [seinget saya], yang mengandung lagu daerah [saya juga lupa judulnya, haha maaf] dimainkan dengan sangat baik, remix dari lagu daerah yang monoton dia rubah dengan sempurna ke irama yang lebih tidak membosankan. Andy juga menghimbau bagi para pianis yang hadir di acara itu untuk menggunakan wrist [pergelangan tangan] saat bermain piano. Selain itu dia juga bercerita tentang pengalamannya di Spanyol yang mengajari anak-anak cacat untuk bermain piano dengan satu tangan [ini juga dia tampilkan]. Beberapa lagu yang dia mainkan dari album Rapsodia Nusantaranya cukup membuat penonton terkesima, dan akhirnya masuk ke segmen terakhir yaitu lagunya yang berjudul Choral Fantasy, dimainkan oleh Andy sebagai pianist, Evelyn Merellita sebagai soprano, dan Rubin Lukito sebagai conductornya Petra Choir. Acara diakhiri dengan ritual resital biasanya, penyerahan buket bunga oleh panitia ke pihak pihak yang bersangkutan, selain bunga gitu ga ada ya, pikirku, coba kalo piano/organ/harpa/recorder kesukaan saya. haha..



Walaupun masih banyak miss penyelarasan nada antara puisi dengan piano, tapi tak apalah. Setidaknya ini cukup menghibur, toh juga bukan pekerjaan mudah mengubah puisi jadi lagu, seperti yang dilakukan jagoan kita Ananda Sukarlan. Ah, akhirnya, bagi orang-orang mungkin acara ini sudah berakhir, tapi untuk saya belum. Masih ingat gadisku yang tadi, ya, saya mengantarkannya pulang dulu. Rasa-rasa dag-dig-dug gara-gara dia nggak pake helm melebihi ketegangan ketika saya mendengarkan Sajak Untuk Bungbungnya Goenawan.

Perjalanan pulang yang cukup romantis, tidak usah saya ceritakan sama kalian, yang penting dia selamat sampai rumah, dan saya pulang dengan perasaan senang, walaupun ada rasa penyesalan kenapa tadi konser nggak duduk sebelahan sama dia. haha. *menambah kadar romantisme menurut saya.

IRON MAN 2 : "THAT’S IT !?" RIGHT !

Saturday, May 1, 2010 § 0


Oke, ini baru pertama kalinya saya review tentang film yang masih fresh out, dan film yang beruntung buat pertama kali direview, tak lain tak bukan, IRON MAN 2 ! Sebelum dibaca, saya punya kemampuan mengkritik film cukup keras, tidak dilihat dari pandangan orang-orang yang mengatasnamakan special effect diatas jalan cerita, tapi semua, so enjoy!




Memang dulunya saya nggak begitu ngefans sama jagoan yang satu ini, tapi begitu saya lihat film pertamanya 2 tahun lalu yang diluar ekspektasi, luar biasa ciamik, pandangan tadi berubah drastis. Tokoh Tony Stark yang billionairre playboy, smart, narsis, diperankan sangat baik sekali sama Robert Downey Jr. Mulai hari itu, baru riset saya tentang Iron Man dimulai, dan alangkah bahagianya saya di Iron Man 2 ini musuhnya ternyata yang keluar adalah Ivan Vanko alias Whiplash. Tentu saja kalo dibandingkan dengan si botak Obadiah, Ivan jauh lebih smart, jauh lebih macho, dan kebahagiaan saya nggak berakhir sampai situ, ternyata yang main jadi Ivan, si Mickey Rourke. Ah lengkap sudah alasan kalo Iron Man 2 wajib diliat secepatnya, sayang premiere kemarin ga bisa, dapet tempat duduk yang jelek soalnya, ga jadi nonton. Jadinya baru  bisa hari ini.


Bercerita tentang Tony Stark [Robert Downey Jr.] yang sudah buka rahasia ke publik kalo dia sebenarnya orang dibalik kostum Iron Man, berbagai tekanan muncul tiba-tiba. Mulai dari PERS yang gencar meliput kabar tentang kehidupan si superhero, sampai pemerintah yang mau tony ngasih desain rancangan persenjataan revolusioner Iron Man. Tapi si Tony menolak, alasannya dia nggak mau senjata ini jatuh ke tangan yang salah. Cukup masuk akal.

 

Tapi disisi belahan dunia yang lain, Russia, jenius Ivan Vanko [Mickey Rourke], anak dari ahli fisika Anton Vanko yang notabene pernah dipenjara gara-gara Howard Stark [ayah Tony Stark], mau balas dendam atas kematian ayahnya yang diakhir hidupnya cuma bilang [I can't give you anything, I only give you knowledge]. Dari tujuannya yang amat sangat tidak mulia itu, Ivan buat reaktor sendiri, persis kayak punya Tony, dan akhirnya punya baju sendiri. Walaupun sederhana, doski buat senjata cambuk listrik, makanya dia dijuluki Whiplash.

 ivan vanko


Opening Iron Man 2 dimulai dari sini, cerita Ivan Vanko yang serius buat reaktornya pasca kematian bapaknya, hm, psikologikal yang menarik, ditilik dari tujuannya menghabisi Stark, alhamdulillah sudah bisa dilihat dari awal. Dari segi para pemainnya, cuma Pepper Potts [Gwyneth Paltrow] yang masih tetep bagus, karakter tambahan yang nggak penting macam Natasha Romanoff a.k.a Black Widow [Scarlett Johansson] yang cuma jadi gula-gula, Justin Hammer [Sam Rockwell] yang seharusnya bagus, cuma agak annoying rasanya perannya, Nick Fury [Samuel L. Jackson] yang cara ngomongnya lebih mirip gangster negro amatir daripada agen SHIELD, dan yang paling mengecewakan Lt. Col. James "Rhodey" Rhodes [Don Cheadle] juga ada. Rhodey yang dulu diperankan Terrence Howard, sekarang berubah jadi lebih sok serius, serem, goblok, aneh gara-gara Don Cheadle. Agaknya Jon Favreau nggak memerhatikan faktor psikologis daripada comot pemain lain.


My art on 2010


Keanehan-keanehan karakter juga ada di IRON MAN 2, jauh dari harapan saya yang menanti cukup lama supaya bisa dapet karcis. Euforianya juga nggak sebagus hasilnya. Tony Stark yang dulu sehat walafiat, sekarang sudah sekarat gara-gara reaktornya dipasang palladium, yang mengakibatkan tubuhnya terkontaminasi. Toh juga pada akhirnya dia berhasil menemukan elemen baru pengganti palladium gara-gara dapet ide dari sang daddy, tapi waktu selama sekarat dia habiskan lewat party, rave, makan donut, all with his costume. Bahkan Bruce Wayne si billionairrepun nggak pernah ngerave pake batsuitnya. Yah, walaupun ujung-ujungnya  kostum barunya Tony, Mark VI dibuat akibat sekarat, tetep aja menjijikkan liat tingkahnya yang hangover berlebihan. Rhodey pun ikutan aneh, pas Tony ngerave, dia malah nyuri kostum Mark II buat dijadikan War Machine, tapi doski sepertinya fasih sekali pake kostum itu buat pertama kalinya, padahal dulu Tony yang buat aja perlu latian buat bisa terbang, nah ini malah bisa keluyuran dilangit, nembak pun lancar. Black Widow yang nggak bisa apa-apa, paling cuma seksi doang [perasaan di komik ini musuh, entah sekarang kok jadi temen]. Ivan Vanko idolaku ikutan aneh, di awal dia berkharisma, akhirnya dia malah nurut si Justin Hammer, malahan kesannya jadi kacung, daripada scientist. Ujung-ujungnya kenapa kok buat kostum lagi [namanya di komik Crimson Dynamo], yang ini malah lebih ke-Iron Man-an, cuma lebih gendut, dia rupanya nggak belajar dari Obadiah yang kesulitan terbang. Belum lagi pas endingnya, tawuran antara Iron Man-War Machine vs Vanko selesainya hambar, Vanko yang kharismatik-pun mati dengan cara konyol dan aku cuma bisa bilang "That's it?!"

 

Ini kurva waktu banding persentase hiburan di IRON MAN 2




Ternyata banyak juga yang pendapatnya sama seperti saya di IMDB, Iron Man 2 cuma bisa dijadikan penghibur, bukan batu loncatan layaknya Batman Begins ke The Dark Knight, Ah Nolan tau bener cara buat film. Overall, it's just fun, not entertaining at all. Paling nggak disela film berdurasi 124 menit ini ada lagunya AC/DC – Highway to Hell yang bisa menghibur saya dikala bosan & bingung. Terpaksa saya kasih 6.5/10 point [referensi The Dark Knight & The Prestige 10/10]. 95% penyakit semua sekuel sama, nggak sebagus pendahulunya. Sekarang saya cuma bisa nunggu Prince of Persia.




"I AIN'T EXPECTING TOO MUCH FOR A SEQUEL, I JUST NEED A GOOD STORY"

Gradasi Dedikasi Elemen Dunia Perfilman Indonesia

Wednesday, April 28, 2010 § 2




Jika negara asing punya sesuatu yang dibanggakan dari dunia perfilman baik itu dalam kategori action, drama, maupun horror; dedikasi para artis didalamnya konsisten memainkan peran dengan sangat baik sesuai genre yang diusung sang sutradara. Lain hal di Indonesia, arti genre bukanlah seperti itu, action bukanlah tembak-tembakan, drama bukan lagi percintaan, horror bukan lagi hantu seram, semuanya bersatu menjadi genre tabu yang kembali muncul ke permukaan setelah redup di akhir 70-an, yaitu "P.O.R.N.O.G.R.A.F.I".

 
Beberapa tahun lalu ketika saya masih kecil, timbul sebuah idealis untuk menjadi seorang jagoan bak power rangers maupun jiraiya, konsisten pada jalannya menjadi jagoan dengan menggunakan MEGAZORD akhirnya walupun terlihat membosankan, tapi asik, memerangi yang bathil, dan membunuh monster-mosnter yang terbukti bersalah; tapi permasalahannya sekarang, hampir semua orang di dunia perfilman adalah orang-orang yang tidak mempunyai idealisme seperti ini, ketika dulu di awal karir mereka menyembah pada genre yang diusungnya, sekarang mereka bersujud pada angka rating pemirsa.

 
Sekali lagi angka telah mempermainkan semuanya, dampak dari sebuah angka cenderung cukup besar, dari personal [terkikisnya pola pikir sutradara dari ide orisinalitas yang dibuatnya, meninggalkan penggemar setianya demi meraup pangsa pasar yang lebih banyak meskipun berpengaruh pada kualitas karya yang dia dihasilkan] sampai non-personal [penonton yang dibodohi mentah mentah oleh kualitas film yang menjijikkan].

 
Jika KBBI menyebutkan bahwa sutradara adalah "orang yg memberi pengarahan dan bertanggung jawab atas masalah artistik dan teknis dl pementasan drama, pembuatan film", maka saya berpendapat bahwa sutradara adalah "orang yang bertanggung jawab atas terjadinya langkah awal pengrusakan moral bangsa secara visual". Jika KBBI menyebutkan bahwa artis adalah "ahli seni; seniman, seniwati (spt penyanyi, pemain film, pelukis, pemain drama)", maka arti kata artis dalam kamus besar saya adalah "anjing sutradara yang bersedia melakukan apa saja demi uang dan popularitas tanpa memperhatikan jenis peran yang dilakoninya".

 
Mari kita tilik nama salah seorang sutradara, Hilman Hariwijaya namanya, pemuda yang ikut tergeser dalam pola pikir "dunia perfilman yang bersujud pada pasar". Di generasi yang lalu, Herman adalah otak dibalik serial Lupus, sinetron yang kita elu-elukan itu. Tapi coba lihat dia sekarang, Lupus yang identik dengan humor malah berbalik menjadi Cinta Fitri, sebuah maestro karya gagal yang diterima khayalak Indonesia yang tak berotak. Yup, Hilman adalah otak kotor dibalik skenario penjilat Cinta Fitri mulai dari season 1 sampai sekarang [entah sekarang sudah sampai berapa]. Padahal saya yakin di lubuk hatinya yang terdalam, jiwa Lupusnya masih ada dan ingin keluar, tapi tak bisa, pasar tak mengijinkan hal ini, jika perut sudah berbicara, otakpun sudah tidak bisa berpikir sebagaimana mestinya.

 
Itu adalah sepenggal kisah dari Hilman, sebenarnya masih banyak Hilman Hilman yang lain, yang masih hidup dan bernafas, dikala siang mereka bekerja keras mencuci otak para pemirsa dan berusaha memanipulasi angka, malamnya mereka bersujud pada Tuhan atas anugerah uang yang diterima berkat hasil kerja kerasnya, padahal Tuhan tau, keringatnya itu penuh dosa, menyebabkan generasi muda berubah sifat dari hari-ke-hari, yang dikemudian hari dirinya akan tersadar, bahwa anak anaknya ikut menjadi peran di sinetron yang dia buat di dunia nyata, tapi dia tau itu tidak akan bisa dirubah, Lupus yang jenaka tidak bisa menonjolkan ratingnya lagi, dikalahkan oleh fitri yang tertindas dan misca yang tertawa lepas.

 
Semua sinetron di Indonesia bahkan bisa dirangkai dalam satu rumus:
(JAGOAN DITINDAS + PENJAHAT TERSENYUM PUAS + BUMBU PERCINTAAN KELAS BAWAH) x TIAP HARI = RATING PEMIRSA

 
Khusus di Indonesia, KHUSUS, peran protagonis identik dengan kemiskinan, ditindas, tubuh kurus paras cantik, selalu ingin menolong tapi nggak bisa, dan semua tindakannya selalu salah. Seakan-akan para sutradara ingin menunjukkan bahwa "hidup jadi orang baik itu susah, mending jadi penjahat sekalian.", dan bimsalabim, lihat saja Indonesia, gara-gara sering lihat anjing [artis] di TV, pola pikir mereka juga sama seperti anjing, *anjing beneran.

 
Untuk bisa menjadi artis pun mudah, kalo dulu kita harus terseok-seok dari bawah, mulai start dari peran pembantu, atau sekedar cameo, sekarang pelacur pun bisa jadi artis, atau artis kebanyakan adalah pelacur. Parahnya lagi, kalo politikus berasal dari background anjing [artis], bisa bisa kita akan dicekoki pidato guk-guk, dan dipimpin oleh para penjilat [karena anjing lidahnya selalu menjulur keluar]. Uang yang ditawarkan untuk menjadi anjing juga nggak sedikit, bahkan 5 bulan kejar tayang aja udah bisa beli alphard, rumah mewah, jalan keluar negeri, bahkan nyewa bodyguard. Tapi setahu saya, dunia keanjingan tidak lagi menjanjikan, jika ada salah seorang anjing yang sedang naik daun dan berparas lebih amoi daripada anjing sebelumnya, sudah pasti akan didepak, itu rumus, itu paten, itu kenyataan.

 
Belum lagi maraknya program reality show yang makin menjamur, sekali lagi, itu SAMPAH. Melihatnya saja saya sudah muak, apalagi ditambah score-score orchestra kacangan, kadang-kadang ada yang dicomot dari scorenya film box office macam the dark knight atau saw. Tentu saja saya tau, saya seorang movie freak, dan music addict ! Sama halnya seperti acara gosip, sama sampahnya. Gempuran film horror yang nggak lagi menjual hantu, tapi jual susu juga makin marak saja terjadi, nggak ada bedanya sama nonton bokep sekalian. Adegan syur yang sudah tidak dianggap tabu menurut saya berasal dari pelopor ciuman Ada Apa Dengan Cinta di tahun 2000, makin marak di Buruan Cium Gue, terus nyambung ke film-film horror sekarang  yang judulnya nggak jauh beda sama wisma-wisma di lokalisasi, berazaskan adegan ranjang sebagai bumbu bumbu penyedap rasa untuk mengusir rasa bosan dari kelamnya hantu. Tentu saja yang nonton para lelaki brengsek Indonesia, dicoba ke pacarnya, dan akhirnya si cewek juga seneng ikutan liat film ginian, itung-itung belajar “gaya baru” katanya. Kalo saya sih konsisten di jalur bokep buat liat gituan, nggak nanggung-nanggung, anjingnya juga nggak separo jalang, tapi benar-benar bitch sekalian. Menurut saya, itu lebih baik daripada denger bunyi istighfar karena diinjak injak atau berdoa khusyuk disaat putus cinta, sudah masuk SARA.

 
Sekarang, televisi cuma bisa menghibur saya dari tayangan berita, sunday morning cartoon, dan wawancara intelek saja. Untung sujud syukur alhamdulillah, dunia jurnalistik belum terpengaruh stigma macam ini, karena jika bagian itu disentuh, pasti Indonesia akan semakin rusak. Semoga kedepannya para sutradara tau apa yang mereka lakukan, orang-orang seperti saya rindu RCTI, SCTV, TRANS, dan channel lainnya seperti dulu, ketika belum dipengaruhi pangsa pasar, yang berdiri gagah sesuai dengan tema yang dianut, seperti METRO TV yang berorientasi pada jurnalisme, TRANS TV yang mendedikasikan diri untuk action.

Semarak PIMITS 13

Tuesday, April 27, 2010 § 6

Pameran tentang teknologi, promosi institusi, sebar ideologi jurusan, ajang mencari tambatan hati, dan kesempatan ngejek jurusan yang lain, cuma ada disini.
Photograph by Addo Renardo
Pekan Ilmiah Mahasiswa ITS, yup, PIMITS sudah memasuki usianya yang ke-13 kawan, sudah tua bukan? Tapi semangat semua elemen didalamnya masih berkoar bak bung tomo yang rela teriak teriak meneriakkan nama Indonesia, tapi disini sih yang diteriaki bukan negara nista ini, tapi jurusan yang dianut masing masing anak didalamnya. Tahun ini awal yang baru bagi PIMITS yang dimulai dari tanggal 25-29 April diadakan tidak di tempat yang seperti biasanya, GRAHA ITS, yah, saya rindu tempat itu untuk dijadikan kegiatan kemahasiswaan ITS, tempat yang strategis, aula yang luas, lahan parkir yang bersih, dan yang paling penting, dekat sama jurusan saya. PIMITS tahun ini [mulai tahun ini maksudnya] diadakan di Gedung Robot, yang tempatnya di pucukan ITS, kawasan terpencil dari riuhnya celotehan pisuhan SKK, dekat dengan jalan raya, tapi ga bisa dipandang mata dari jalan utama. Aih, mengecewakan..

PIMITS merupakan sebuah proker besar tahunan BEM ITS departemen ristek, point plus buat para panitia inti yang terlibat didalamnya, meskipun capek, kuliah terbengkalai sedikit, tapi pujian yang berdatangan pasti bikin happy ditambah pahala yang besar [buat orang lain seneng]. Kalo LUSTRUM dari universitas tetangga ITS diadakan 5 tahun sekali di tempat yang teramat sangat mewah, konsep acara yang nggak jelas blas, penjaga stan yang cuma bisa lolak lolok waktu dikasih pertanyaan; pol-polan juga bilang "waduh, maaf mas. saya cuma disuruh jaga stan, yang mbuat ini sih kakak kelas. hehe", itu saya jamin nggak akan dijumpai di PIMITS. Malu dong kalo nggak bisa njawab pertanyaan, kan ini ajang show off men, kalo ngga bisa njawab, apa kata dunia?
Ini pemandangan diluar gedung robot, lihat saja tanahnya, seperti masuk ke kawasan perkampungan rawan banjir di daerah jakarta, sungguh mimpi buruk, terlebih jika hujan, pasti kamu akan bermain loncat-loncatan, ato sepatumu akan menginjak air keramat berwarna coklat yang penuh dengan lumpur nakal. Dari luar gedungnya megah bung, kebanggaan ITS, baru soalnya, tapi sialnya GRAHA ITS yang sudah jadi trademark dihilangkan fungsinya, alih-alih ada kegiatan yang ingin ditampilkan digraha, semua malah dialihkan disini, gedung robot. Menurut saya PIMITS tahun ini dipaksakan berada disini, toh lahan parkir belum jadi, penuh tanah lembek, tapi ditarik duit 1000, mengerikan, mana si panitia penjaga parkir di pintu keluar seperti draco di clash of the titans yang cemberut terus, belum pas narik duit, semakin membuat perut ini mual liat mukanya.

Disambut dengan resepsionis buku tamu di pintu masuk yang selalu siap sedia, hasil karya Tuhan beranggotakan 1 cewek dan 1cowok, ah ceweknya cantik, itu pasti cewek paling cantik yang pernah hidup di ITS, batin saya dan teman-teman.
Berjalan dari pintu masuk sedikit, saya sudah disambut stan temen-temen Metallurgi yang menampilkan karyanya, maju sedikit dari sana, ah ada pameran hasil karya PKM [Program Kreatifitas Mahasiswa] anak anak ITS yang berhasil masuk seleksi, dan alhamdulillah kesemuanya nanti akan diikutkan di PIMNAS, wow! Oh iya, ini nih list dari beberapa acara kegiatan di PIMITS 13. 
  • Robot In Action
  • LKTI
  • Open House
  • Pemeran Kontes Photography PIMITS
  • PIMITS Market
  • PKM
  • IT Contest
  • English Debate
    Deretan Pameran PKM
    Contoh PKM Peserta dari Statistika
    PIMITS 13 ini bertemakan "meningkatkan kreatifitas keilmiahan untuk memajukan teknologi yang mengakar pada kebudayaan bangsa", jadi jangan heran kalo kamu kamu masuk sini, ada campuran antara batik dengan robot gedek. Semakin masuk kedalam, maka saya makin merasakan aura persaingan dan perpisuhan yang begitu maraknya beradu, saya coba nguping kiri kanan, pertanyaan pertanyaan mulai dari yang tolol sampai bermutu makin nyaring masuk telinga. Kode kode berpakaian di ITS juga sangat amat terasa disini, culture despro yang berkaos dan celana jeans sobek, kemeja berkerah garis dimasukkan ditambah sepatu van toefl dari teknik informatika, pakaian seadanya standar bau badan kecut ala anak FTI, ah pokoknya semua ada, kami seperti negara, semua kultur ada di ITS, bercampur di PIMITS. Makin kedalam makin kedalam, dan akhirnya saya lupa tujuan awalnya, ah dimana stand jurusan saya berada, malah jadi meracau nggak jelas kayak gini. Oh itu dia !
    Alhamdulillah dari jurusan saya kawan, hampir tiap orang yang nanya pasti digilir sampai puas sama mbak-mbak nan aduhai yang setia njaga disana. Mereka seperti robot, nggak capek? Nggak kata mereka. Ah memang semangat 45, tak salah bukan kalo saya jadi senior mereka, yang ngajari duluan teknik tawuran kayak gini. Alangkah hebatnya saya..
    Ini Adalah Korban Pelayanan Gilir Sampai Puas dari Jurusan Kami
    Siapa-siapa yang Menggilir
    Tiap acara bergengsi, berkualitas, dan gede pasti punya suguhan andalan, nah suguhan spesial guest nya tak lain tak bukan adalah tetua dari ITS sendiri, mantan bapak rektor Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Nuh, DEA yang sekarang saking hebatnya doski sudah jadi Menteri Pendidikan Nasional RI. Ah, dulu pasti karena doski rajin belajar. Coba kalau saya, menteri, kursi presidenpun mungkin bisa saya duduki, amin. Tapi kalau dipikir-pikir, ah, sombong benar saya! Padahal belajar aja cuma dikala senggang.
    Sambil berdoa mendengarkan ratapan masnya yang lagi digilir mbak mbak diatas, saya jalan jalan saja ke bagian tengah, ada panggung, gede, cukup mungkin dibuat main balapan kuda kudaan, tapi sayang, disana dibuat lomba. Lomba apa itu? Ah, itu adalah lomba yang selalu ada di PIMITS kawan, robosoccer dan line tracing analog.
    Robosoccer
    Line Tracing Analog
    Selain dimeriahkan oleh elemen-elemen di ITS sendiri, ada juga penyusup gabungan dari SMA, mereka berkontribusi dengan mengikuti lomba lomba yang dibuat panitia, contohnya line tracing analog tadi itu. Saking ramenya mereka, semua juga tau kalo kurva jumlah orang berbanding lurus linear sama jumlah sampah yang ada, yah karena jalur PIMITS di gedung robot meliuk liuk, jadi tempat sampah yang disediakan pun cuma ada di pinggir pinggir, ya namanya juga anak kecil, mana mau jalan dikit buat buang sampah, tinggal lempar, beres. ckckck.. Terlepas dari itu, pikir saya entah mengapa muka muka para muda mudi SMA itu sangatlah kecut, dan ah buruknya lagi yang datang kebanyakan adam adam junior, dimana hawa hawa kalian dek? Kamu kunci rapat rapat di sekolah agar terhindar dari lirikan kakak kakakmu yang berkharisma ini? Ah, kami nggak sekejam itu dik, mungkin. batinku..
    Entah mengapa, mungkin lombanya menguras otak dan tenaga adik adikku sayang ini, bahkan ada yang sampai tidur manis, nungging pula, aih lucunya, mungkin dia lagi mimpi basah. Pengen rasanya saya siram pake minuman di depannya! Ada juga yang sibuk nyiapin line tracer nya buat lomba ntar, serius banget beudz, kan kamu juga ngga tau itu mainan apa! percaya deh sama masmu ini.. pikirku.
    Mimpi Basah Sambil Nungging
    Ada juga pameran fotografi dari peserta-peserta kompetisi foto, meskipun karya karya mereka ngga sehorny darwis triadi, setidaknya kan mereka sudah mulai merasakan benih benih cinta diafragma kamera. Meskipun ITS identik dengan tekniknya, jiwa seni juga ada lo didalam tiap elemen-elemennya, meskipun seninya kadang-kadang ngawur.. Seperti saya. 
    Ini beberapa hasil jepretan amatiran suasana PIMITS 13 dari orang ganteng macam saya yang suka moto, ga suka difoto, yang mau moto saya, harus bawa SLR. Idealis muka muka ganteng bak Kimi Raikonnen bisa jerawatan kalo ditangkap pake lensa kamera pocket biasa.
    Nggak Kalah Rame dengan Pameran Baju Bekas
    Kalo Gini Caranya, Bisa Kalah Nanti Event Kompuexpo
    Sebelum keluarpun nanti kalian akan dicekoki sama mahasiswa pencari uang dari KOPMA ITS, CICAK [Coretane Arek ITS CAK] juga ada, yah untuk yang pengen ngeceng pas masuk ke UNAIR beli aja disini, toh juga desainnya banyak yang asik, banyak juga yang unik, yang diluar akal sehat juga ada, kayak stiker yang tulisannya "aku pernah nitip absen di ITS". gak penting! tapi asik…
    Oke itulah review tentang PIMITS 13, keren kan eventnya, tapi point yang terpenting dari semua tentang PIMITS diatas, kita nggak bakalan denger musik Kangen Band atau Armada deh disini. Dijamin aman sehat nan sentausa buat handai taulan sekalian. Semoga racauan saya diatas nggak membuat anda anda jadi draco seperti mas mas penjaga parkir diatas, kalo nggak, saya bisa muntah. Dan kalo saya muntah, itu berarti saya menilai anda nggak gaol.. Sampai berjumpa kembali di PIMITS 14, bawalah adik adik perempuanmu ke sini teman. Ntar pasti kita gilir spesial pake telor, diceplok dengan senyuman girang.

    Sampoerna Flava – Teknologi Baru Dalam Rokok

    Sunday, April 25, 2010 § 9

    "Bro, kesetiaanku sama djarum black cuma dibawah satu tingkat kesetiaanku sama gadisku"

     
    Tapi aku mengkhianatimu black, aku berpaling darimu semalam, ketika wanita itu mendatangiku, ketika dia menawariku sebuah kotak box berisi rokok dan lighter nya sekaligus, dan memberiku kuliah singkat perbedaan mint dan menthol. Tapi jangan khawatir black, aku akan kembali padamu, setelah isi kotak ini habis.


    "Sampoerna FLAVA", rokok terobosan baru dari sampoerna. bagi para pecinta mint dan pecinta smooth, saya rasa ini bisa menjadi pilihan yang tepat, baik dari segi rasa, maupun prestis. Memang saya tidak biasa merokok menthol kecuali dengan keadaan amat amat sangat terpaksa, karena rokok menthol identik dengan sebutan rokok banci. Atau malah kebalikannya, semua banci rokoknya pasti menthol. Ah, saya tidak mau tau dengan keadaan itu, karena di FLAVA, bukan menthol, tapi MINT ! Jadi bisa dibilang saya bukan banci kawan. hahaha…

     
    Mint : Berasal dari ekstrak daun mint (Mentha Cordifolia) mempunyai aroma wangi dan cita rasa dingin menyegarkan. Aroma wangi dan semriwing daun mint disebabkan kandungan minyak asiri berupa minyak menthol. Daun ini mengandung vitamin C, provitamin A, fosfor, besi, kalsium dan potasium.

    Menthol : ekstrak dari daun mint yang mengalami proses sintesis lebih lanjut secara kimia.

     
    Nah, sudah tau kan bedanya mint sama menthol, jadi bisa dibilang mint lebih murni daripada menthol, rasanya pun beda, lebih semriwing gitu deh.


    "EXPERIENCE THE WORLD OF 2 FLAVORS. THE FIRST MILD CIGARETTE WITH A MINT BOOST". Tagline dari FLAVA ini memang sepenuhnya benar, rokok mild pertama dengan tambahan mint didalamnya, sebuah inovasi yang bagus dari sampoerna yang konsisten di segmen LTLN [Low Tar-Low Nicotine], terobosan baru di peperangan industri rokok yang makin panas dalam memperebutkan konsumen.
     
    Berawal dari coffee corner, para SPG sampoerna masuk dengan menawari saya sebuah kotakan FLAVA. Selebihnya penjelasannya yang menjemukan berbalik menjadi menggairahkan, ketika dia bicara, "kalo masnya mau rasanya dari smooth jadi mint, tekan aja di filternya sampai kedengaran bunyi click". Yah, kalimat itu ngga bisa saya tolak dong! Beli deh akhirnya. Paket kotak FLAVA dibalut dengan kotak yang cantik, dibanderoll seharga rp 15.000 untuk satu bungkus rokok dan 1 buah lighter.


    Bungkus rokoknya dibalut warna emas, bertuliskan sampoerna diatas, dengan logo A seperti biasanya di tengah dan FLAVA dibawa tercetak timbul dan diwarnai gradasi merah metalic, menunjukkan kesan parlente. Dibelakang logo A juga ada samar samar motif tribal yang melambangkan kebebasan, menurut saya mungkin disini maksudnya sampoerna ingin menunjukkan kebebasan untuk para pelanggannya dalam memilih smooth, atau mint. Paling bawah sendiri juga terdapat tulisan click mint dengan logo biru bulat ditengahnya bertanda ">" yang artinya, kalo diclick, jadi mint. Nanti akan saya bahas di bagian anatomi batangnya. Lighternya juga berbentuk sama, dari warna, sampai logo. Sayang, ini bukan lighter refill, agaknya sampoerna tidak mau rugi dalam mempromosikan FLAVA.

    bungkus

    lighter

     
    Masuk ke bagian batangnya, sepintas tidak ada yang berbeda dari wujud batang sampoerna A-Mild dan FLAVA, cuma kalau di FLAVA logo A dishading coklat, dan dibagian tengah filter, terdapat logo ">" yang kalau dipencet, maka rasanya berubah dari smooth jadi mint.


    click di logo ">", lalu bimsalabim, berubah jadi mint.

     
    Rasa penasaran saya bertambah setelah menghisap 2 batang, darimana bunyi click itu, dan seperti apa bentuknya, pertama sih saya mereka-reka ini pasti berbentuk bola, soalnya pas ditekan di bagian filternya terasa banget kalau ada benda bentuknya bola yang berisi liquid mint. dan, hola, ternyata saya benar. Ini nih gambarnya.



    Hisapan FLAVA dengan rasa smooth boleh juga rasanya, lebih smooth lagi soalnya dari A-Mild [soalnya saya nggak suka ini]. Tapi begitu dipencet, click, ah semuanya rasa smooth tadi hilang seketika berubah menjadi mint, isiiiiiiss..., dingin dingin empuk. Tapi sayangnya, isi sebungkus FLAVA cuma 12 kawan, ah menyedihkan bukan. Nggak salah kalo aku bilang ini rokoknya kaum berduit yang mengutamakan prestige, bukan rokoknya mahasiswa kos-kosan. Kalo LA MENTHOL lebih condong ke rasa kimia, kalo MARLBORO BLACK MENTHOL lebih ke arah listerine [puedes cuk], kalo BLACK MENTHOL lebih ke arah odol kamar mandi, FLAVA bisa berdiri sendiri dengan rasa mint-nya yang khas.


    Sudah penasaran kan kalian, para banci pecinta menthol nyobain rokok ini, tapi buat lelaki, jangan khawatir, ini kan mint, bukan menthol !

     
    Ingat, merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin. Tapi jadilah aktif daripada pasif, jadi tentukan sendiri mana yang enak buat paru-parumu.