SAYA KHAWATIR DENGAN KONDISI anak-anak muda sekarang yang demen dengan budaya korea; layaknya nasi, ini sudah menjadi kebutuhan. Apalagi jika linimasa twitter terlalu ramai jika di televisi sudah muncul SM*SH ataupun SuJu, saya mulai muak. Dan untungnya di tengah kemuakan itu, saya mengenal Thom Yorke.
Jenius ini lahir di Wellingborough, mata kirinya paralyzed permanen-walau sudah dioperasi berulang ulang, dan karena itu dia sering diolok-olok teman-temannya waktu kecil. Yorke kecil terpaksa harus menggunakan eye-patch kemana-mana. Lagi-lagi saya heran kenapa orang yang tertindas dan menjadi underdog di sekolah pasti kelak akan menjadi orang yang berpengaruh saat dewasa, dan itu terbukti pada Yorke.
Yorke tergabung dalam Radiohead, band rock maha absurd yang menagawali karirnya dengan "Creep". Mungkin Radiohead mendompleng keberhasilan band-band alternative lain yang sedang naik daun kala itu, namun seperti kepompong, semakin lama Radiohead makin menunjukkan taringnya dibelantika rock, sampai akhirnya menjadi pengaruh di seluruh dunia. Ya, Creepy memang!
Namun jika anda suka dengan "Creep"-yang bercerita tentang kekaguman seorang lelaki kepada seorang gadis, namun karena terlalu freak maka si gadis lari, ironis.
"When you were here before
Couldn't look you in the eye
You're just like an angel
Your skin makes me cry"
Couldn't look you in the eye
You're just like an angel
Your skin makes me cry"
"But I'm a creep, I'm a weirdo.
What the hell am I doing here?
I don't belong here."
What the hell am I doing here?
I don't belong here."
Lalu simak baik-baik "Karma Police"nya. Mengambil tema yang jarang, polisi korup yang mau disuruh apa saja oleh kliennya. Sedikit nada-nada depresif yang berdenting, bercerita lagi-lagi tentang ironi. Radiohead membuktikan dirinya tidak hanya mendompleng, tapi juga menciptakan genre-atau sub genre baru dalam alternative yang sulit ditiru band-band lain. Album OK Computer dan KID A adalah pembuktian mereka untuk menjadi center of attention dalam dunia modern rock. Tidak sampai disitu, pada 2002 saya rasa mereka menciptakan album masterpiece, All Hail To The Thief. Single "Go To Sleep" sampai sekarang susah saya hilangkan dalam memori-dan ini pembuktian saya belum diselamatkan dari rasa depresif.
"This is how I ended up sucked in
Over my dead body
I'm gonna go to sleep
And let this wash all over me"
Over my dead body
I'm gonna go to sleep
And let this wash all over me"
Kejutan dari seorang Yorke belum sampai disitu, single solo albumnya yang fenomenal; "Analysed". Lagu ini adalah alkitab bagi para pencari pleasure seperti teman-teman borjuis, yang bercerita belum tentu semua yang kau harapkan, didapat dalam tujuanmu. It gets you down/You traveled far/What have you found/That there's no time/There's no time/To analyse//. Sungguh indah, apalagi jika saya kaitkan dengan tujuan hidup seorang penggemar K-Pop. Sihir "Analysed" sampai dicanangkan sebagai Original Soundtrack dari THE PRESTIGE-nya Christopher Nolan, yang diputar pada saat credits pas setelah kalimat ending:
"Now you're looking for the secret. But you won't find it because of
course, you're not really looking. You don't really want to work it out.
You want to be fooled" - Cutter
Radiohead adalah soundtrack abadi saya dalam menjalin kasih, selalu berharap terlalu tinggi dari seorang gadis, dan tak usah dianalyse secara dalam-atau malah gagal. Jujur saja saya baru kenal Radiohead di 2006, ya gara-gara THE PRESTIGE, ya gara-gara putus cinta. Ampuni aku Thom Yorke!