BEBERAPA ORANG MUNGKIN MENILAI bahwa musik-musik Mew dapat membawa pendengarnya terbang ke angkasa dan menari-nari diantara kumpulan awan, sendiri tanpa paus akrobatis! Frengers adalah buktinya!
2003 adalah waktu yang paling pas bagi musik modern rock muncul ke permukaan, Radiohead sempat menggemparkan telinga para rockers dengan All Hail To The Thief, di aliran rap ada Sean Paul yang booming dengan Dutty Rock-beserta pelafalan baru dimana kata uouo selalu menggantikan huruf u, di rana pop kita punya Michelle Branch dengan "Are You Happy Now?", menye-menye cerita cinta standar. Namun ngomong soal cinta, di tahun itu ada satu album underrated yang meneriakkan metafora-absolut tentang indahnya punya pacar, sekaligus indahnya putus cinta; Frengers.
Not Quite Friends, Not Quite Strangers kepanjangannya. Mulanya saya kira ini album biasa-biasa saja-siapa yang tertarik dengan cover matador muda yang membawa topi, kalian kira saya banteng, Mew? Beribu terima kasih untuk Aquarius-yang waktu itu masih berjaya di Surabaya, saya mencoba CD Frengers di player dan entah mengapa saya tertarik dengan kata "Snow Brigade". Ternyata benar bahwa track ini membuat saya terbang ke angkasa, kisah lelaki yang overprotective diiringi efek gitar Bo Madsen yang syahdu dan suara Jonas Bjerre yang "mengeong" lebih tepatnya.
Frengers berisi 10 track, dan menurut saya semuanya itu mahakarnya Mew. Band ini mencapai masa-masa artistiknya di Frengers-beberapa orang sampai mengategorikan Folk-Rock dan yang lebih bingung malah menyebut Art-Rock, di And the Glass Handed Kites Mew lebih mengarah ke alternative, dan itu membosankan. Bagi saya Mew sudah mati sekarang, No More Stories/Are Told Today/I'm Sorry/They Washed Away//No More Stories/The World Is Grey/I'm Tired/Let's Wash Away saya anggap kuburan mereka, namun saya sampai sekarang masih berdoa-mudah mudahan dikabulkan; suatu saat mereka akan kembali dengan Art-Rock. Oh ya, satu-satunya masalah saya di Frengers cuma tentang biaya. Kala itu umur saya masih 13 tahun, usia yang pas dimana uang saku itu sampai pada batas minimalnya. Imbasnya saya cuma bisa beli kaset, bukan CD yang diimpikan banyak orang. Sungguh berdedikasinya saya pada Mew!
Saya-dan pasti kalian akan dibuat terenyuk dengan "I'm I Wry? No", Farah diceritakan seorang angelic girl yang menuntut persamaan dalam sebuah hubungan, namun sang pria merasa bahwa perbedaan itu indah. Absurd tapi indah! Lirik-lirik yang kuat, tremolo gitar Bo, dan karakter suara Jonas yang mengeong membuat Frengers menjadi beautifully dark. Lalu ada "She Spiders" yang terkenal itu, gara-gara transisi slow ke rock-nya tidak dinyana-nyana. Hampir semua lagu di album ini terasa mistis-walau tidak seperti Piper At The Gates Of Dawnnya Pink Floyd. Jika sudah bosan dengan nuansa rock, berangkat dari "Eight Flew Over, One Was Destroyed" lalu lanjut ke "Symmetry" adalah skena yang tepat! "Symmetry" berani saya sebut sebagai soundtrack candu saat PDKT, ya! Saya yakin itu! Ini lagu duet, antara Jonas dan gadis umur 12 tahun-saya lupa namanya. "I'm caught in the symmetry of your mind/But I'm not happier than you/Did I really see you or was it a dream//". Jonas dan si gadis bersahut-sahutan merdu dan tampaknya liriknya bercerita tentang feeling mereka satu sama lain, malah lebih ke arah conversation. Jonas menambahkan "But my words are frail not audible they do/Not even convince me/Perhaps they are untrue//", pas kan buat PDKT?
Namun diantara 10 track, ada satu yang paling indah, absurd, dan mengedepankan kata yang intelek dalam kamus anak muda sekarang-Jleb!, namanya "Comforting Sounds". Lagu ini mahadahsyat dengan adanya bagian-bagian yang soft-intense-sampai encore! Dimulai dengan nada-nada yang galau dan eongan Jonas yang kental manis, disusul dengan gitar Bo yang aduhai, bagian ini memakan waktu lama, sampai saya kira "Comforting Sounds" itu cuma lagu gini-gini aja. Namun dentuman drum Silas yang lembut-santai, dan bass Johan yang juga santai mulai masuk bersamaan di bagian bridge. Ada tambahan violin kemudian, lalu scream Jonas yang intens, lalu Silas dan Johan makin mengerahkan tenaga pada drum dan violin mereka, lalu-lalu-dan lalu mereka semua makin memberi power berlebih sampai puncak-ini tahap encore! Tidak salah kalau lagu ini adalah lagu wajib Mew sebagai penutup konser, dan Tuhan memberi kesempatan saya melihat langsung Live "Comforting Sounds" di Kenjeran. Pengalaman yang tak terlupakan seumur hidup, ditambah kembang api sebagai penutup konser yang harganya Rp 5000, nanti saya ceritakan di kesempatan lain, dimana Kenjeran menjadi saksi hidup Mew di Surabaya.
Dari semua yang saya tuliskan mengenai Frengers diatas, sudah tidak diragukan lagi album ini hukumnya fardhu a'in bagi pecinta rock-yang dilanda problematika cinta khususnya.